Tyas: Sang Penari dari Perikanan

Dipublikasikan oleh fpikuntagcrb pada

Tyas: Sang Penari dari Perikanan

Namanya Sherina Prahitaningtyas, bisa dipanggil Tyas atau yang paling singkat bisa dengan T saja. Menjadi mahasiswi FPIK UNTAG Cirebon tahun 2017 dan lulus di tahun 2021. Energi mahasiswanya tidak pernah habis, layaknya sebuah perangkat kipas elektronik yang selalu tersambung listrik, selalu menyala dan terus berputar. Mulai dari kegiatan menari, baik itu latihan di sanggar maupun menerima tawaran tampil di beberapa acara hingga disibukkan dengan setumpuk kegiatan kemahasiswaan di organisasi BEM FPIK, DPM UNTAG Cirebon, UKM Seni lan Budaya ’45, hingga HIMAPIKANI. Diakuinya bahwa sekian banyak aktivitas dijalani bertujuan untuk belajar mengembangkan kemampuan interpersonal dan memperluas wawasan di bidang akademik maupun non-akademik serta membangun jejaring pertemanan skala nasional. Saat istirahat di sela kesibukannya sering menyempatkan diri untuk berenang di kolam atau menonton film terutama film genre horor dan drakor, bahkan hingga lancar melafalkan percakapan harian berbahasa negeri Ginseng.

Kesannya selama berkuliah di kampus adalah interaksi dengan para dosen yang tidak hanya fokus pada teori di kelas, tetapi juga mendorong mahasiswa untuk memahami aplikasi ilmu secara langsung di lapangan. Hal ini membuat proses pembelajaran terasa dinamis dan menarik. Selain kegiatan di kelas, perkuliahan di Perikanan selalu diselingi dengan praktikum lapangan, biasanya dilakukan di laut atau lokasi perairan lainnya yang memiliki potensi wisata. “Kami diberikan kebebasan untuk memilih lokasi praktikum. Pengalaman ini tidak hanya menambah wawasan akademik tetapi juga menjadi momen yang menyenangkan karena dapat sambil menikmati keindahan alam”.


Pengalaman yang paling membekas baginya adalah saat menjalani Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Balai Riset Sumber Daya Perikanan yang berlokasi di tepi Waduk Jatiluhur, Purwakarta. “Selama PKL, saya banyak belajar tentang biota-biota yang hidup di perairan dan bagaimana mereka menjadi bagian penting dari ekosistem. Kegiatan ini membuka mata saya untuk lebih memahami kompleksitas kehidupan di perairan dan pentingnya menjaga kelestarian sumber daya alam. Selain ilmu yang didapat, pengalaman menjelajahi Waduk Jatiluhur menjadi salah satu kenangan yang tidak terlupakan. Menyusuri perairan waduk dengan perahu sambil mengamati panorama yang ada di sana memberikan kesan mendalam yang semakin memperkuat kecintaan saya terhadap dunia perikanan. Kombinasi antara pembelajaran akademik, eksplorasi alam, dan pengalaman praktis ini menjadikan masa kuliah di Perikanan penuh dengan kenangan yang luar biasa.”

“Yang membuat saya bangga berada di dunia perikanan dan kelautan adalah kesadaran bahwa setiap langkah kecil yang saya ambil seperti mempelajari ekosistem laut, mengedukasi masyarakat tentang pentingnya keberlanjutan, atau ikut dalam riset yang mendukung pengelolaan perairan, saya yakini bahwa hal-hal tersebut berkontribusi pada solusi untuk tantangan besar seperti kelangkaan sumber daya, degradasi lingkungan, dan perubahan iklim. Perikanan dan kelautan tidak hanya berbicara soal sumber daya alam, tetapi juga menyentuh banyak aspek kehidupan seperti kesejahteraan masyarakat pesisir, keberlanjutan pangan, dan pelestarian keanekaragaman hayati perairan. Mengetahui bahwa apa yang saya lakukan dapat memberikan dampak untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan mendukung masyarakat yang bergantung pada sektor ini membuat saya merasa memiliki peran yang berarti. Bagi saya, itu adalah kebanggaan sekaligus tanggung jawab yang luar biasa.”


Ketika tulisan ini dibuat, aktivitas hariannya disibukkan dengan bekerja di sebuah konsultan pengembangan publikasi ilmiah sambil melanjutkan studi magister di salah satu universitas di Cirebon. “InsyaAllah, saya akan segera menyelesaikan pendidikan dan meraih gelar Magister dalam waktu dekat.”

Kategori: alumni